Zulkifli Nurdin (lahir di Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur, 28 Maret 1948) adalah Gubernur Jambi ke-6. Sebelum menjabat sebagai Gubernur untuk periode 2005-2010, ia menjabat pada tahun 1999-2005 yang kemudian mundur untuk mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur untuk masa jabatan yang kedua. Zulkifli Nurdin merupakan ayah dari Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola. Dia bernama H. Zulkifli Nurdin, panggilan kecilnya Zul, dia dilahirkan di Muara Sabak pada tanggal 12 Juli 1948, dia merupakan anak pertama dari beberapa bersaudara, Agama yang sejak kecil turun temurun dianutnya adalah Islam, Ayahnya seorang pedagang yang bernama H. Nurdin Hamzah dan Ibunya Hj. Nurhasanah. Dia memiliki istri bernama Ratu Munawarah.

Latar belakang dan keluarga

H. Zulkifli Nurdin lahir di Muara Sabak pada 12 Juli 1948 adalah anak pertama dari pasangan H. Nurdin Hamzah dan Hj. Nurhasanah. Dimasa kecilnya telah memiliki bakat sebagai seorang pemimpin dan usahawan. Hal ini boleh jadi merupakan bakat warisan ayahnya yang memang seorang pedagang dan tokoh dalam masyarakat.

Semasa kecil, Zulkifli Nurdin Hamzah seperti umumnya anak-anak lain di Muara Sabak setiap malam belajar mengaji pada seorang guru kampung dan sebagaimana anak sebayanya dia juga bermain dengan teman-temannya bermacam permainan tradisional seperti permainan gasing, cecak lele dan permainan tradisional lainnya. Zulkifli Nurdin di masa kecilnya juga gemar memancing dan berenang di sungai bersama teman-temannya. Dalam pergaulan sehari-hari telah tampak sosok dirinya yang disenangi oleh anak-anak lain dan dijadikan pemimpin oleh temannya sebayanya.

Ketika berumur kurang lebih 5 tahun Zulkifli Nurdin telah menghatamkan Al-Qur’an dan sebagimana adat kebiasaan oleh orang tuanya dilakukanlah upacara syukuran khatam Qur’an dengan mengundang sanak kerabat dan teman sejawat pertanda rasa syukur kepada Allah swt dan tradisi di kampung bagi anak yang telah menamatkan Al-qur’an.

Semasa kecilnya dia sekolah di SR (Taman Budaya) Tamat tahun 1961, selanjutnya melanjutkan pada jenjang menengah pertama di SMPN 1 jambi tamat tahun 1964, setelah tamat dia masuk di SMAN 2 Jambi tamat tahun 1967, setelah lepas dari menengah atas dia kuliah di Ekonomi UI hingga mendapat gelar Sarjana Muda pada tahun 1970 dan menyelesaikan sarjananya di Ekonomi di Universitas Tujuh belas Agustus Surabaya.

Dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tuanya Zulkifli Nurdin dididik cukup keras terutama dalam hal kedisiplinan, hemat, ulet, tekun dan dilatih untuk bertanggung jawab. Tak jarang dia diberi tugas pekerjaan kasar seperti mengambil kayu bakar, membersihkan kamar mandi dan pekerjaan kasar lainnya, sehingga meskipun Zulkifli pengusaha sukses dilingkungan masyarakat Jambi dan ada pembantu kehidupan sehari-harinya. Zulkifli Nurdin juga ikut membantu orang tuanya menjual tepung terigu bersama pekerja-pekerja yang diupah Ayahnya sehingga itu adalah hal biasa bila baju yang dipakainya kadang berlumuran tepung atau gula pasir.

Ketika memasuki masa pertengahan pendidikan di sekolah rakyat, Zulkifli Nurdin pindah dari kampung kelahirannya muara sabak dan melanjutkan studi ke Sekolah Taman Budaya Jambi. pada saat inilah ia harus meninggalkan kehidupan di kampungnya untuk memulai kehidupan baru dikampung manggis, dibelahan pusat kotamadya Jambi.

Di Kampung Manggis, Zulkifli Nurdin hidup dalam lingkungan agamais karena memang di Kota Jambi dan Provinsi Jambi pada umumnya masyarakatnya adalah masyarakat Islam.

Setelah menamatkan sekolahnya dia bekerja pada perusahaan orang tuanya dengan pengalaman yang ia miliki yaitu: pernah memegang jabatan sebagai wakil kepala cabang PT Nurdin Hamzah di Jakarta, Kepala cabang PT. Nurdin Hamzah di Jakarta, Dirut PT. Nurdin Hamzah Jambi. Pada tahun 1978 sampai dengan tahun 1990 memegang jabatan kepala cabang PT. Nurdin Hamzah di Surabaya tahun 1998 menjadi anggota DPR RI. Dan terakhir memegang jabatan Gubernur Jambi 1999-2010.

Dia juga aktif di tingkat organisasi antara lain yaitu: pengalaman dalam bidang organsiasi, dia telah memegang beberapa jabatan antara lain ketua APKETI, kemudian tahun 1985 sampai dengan tahun 1990 sebagai mitra Bulog Provinsi Jambi dalam penyaluran gula dan tepung terigu.

Ketua Umum Kadinda Provinsi Jambi dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2000. Dalam kepartaian dia juga menjabat sebagai ketua umum PAN Kota Jambi tahun 1998 sampai tahun 2001, kemudian pada tahun 2001 sampai 2004 menjabat sebagai ketua Umum PAN provinsi Jambi. Disamping itu masih banyak lagi jabatan-jabatan lainnya, antara lain sebagai ketua Tim potensi daerah Jambi ke luar negeri, ketua Alumni SMA 2 Jambi, ketua madrasah Nurdin Hasanah, dan ketua perkumpulan Mesjid Nurdin Hasanah.
Propesi dan Pengabdian

Karir dan Politik

Profesi yang ditekuni oleh Zulkifli Nurdin adalah bakat lahir yang diwariskan oleh orang tuanya dan merupakan panggilan nurani yang telah terbian sejak masa kanak-kanak.

Orang tua, terutama ayahnya, Nurdin Hamzah, adalah sosok yang paling mendukung sekaligus menjadi guru baginya karena Zulkifli Nurdin terlahir dari lingkungan keluarga pengusaha. Sukses yang diraih karena dia telah terlatih dengan ketekunan berusaha, rajin dalam bekerja dan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik dibidangnya sejak masa kecil.

Meskipun usaha yang dijalankan telah sukses namun Zuklifli Nurdin belum merasa puas karena tantangan masa depan yang begitu besar sehingga dia terus meningkatkan dan memperluas usaha yang dimiliki dengna memperluas sayap usaha di luar provinsi Seperti Sumatera Barat, Palembang, Surabaya dan Jakarta.

Di samping memimpin perusahaan dia juga aktif di organisasi profesi seperti mejadi ketua umum penyalur terigu, Bulog, Kadin, kabinda Provinsi Jambi, dan Juga sebagai ketua umum PAN Jambi di masa reformasi.

Melalu pemilu 1999, Zulkifli Nudin terpilih menjadi anggota DPR/MPR sebagai wakil provinsi Jambi, dan pada tahun 1999 oleh Partai Amanat Nasional Zulkifli Nurdin dicalonkan menjadi gubernur Jambi dan didukung oleh beberapa partai lainnya.

Menjelang dilakukan pemilihan oleh DPRD Provinsi Jambi, setiap calon menampilkan visi dan misinya. Ketika menyampaikan dan memaparkan visi misi serta program pembangunan provinsi Jambi, Zulkifli Nurdin mendapatkan sambutan yang sangat positif baik oleh anggota DPRD Provinsi Jambi maupun kalangan masyarakat yang ikut menyaksikan di dalam persidangan DPRD yang terbuka untuk mumum.

Beberapa hari kemudian tepatnya pada tanggal 22 November 1999, dilakukan siding Istimewa Khusus DPRD provinsi Jambi untuk memilih Gubernur Provinsi Jambi dari 3 calon yang ada dengan hasil suara:

1. Drs. Zulkifli Nurdin 34 suara 2. Drs. Ramli Jalil 2 Suara 3. Drs. Hasyip Kalimuddin Syam 9 Suara

Sehingga dalam pemilihan yang dilakukan secara demokratis dan terbuka untuk umum, Zulkifli Nurdin berhasil memperolah suara terbanyak dengan 34 suara.

Setelah melalui proses dan prosedur yang berlaku, maka pada hari jumat, tanggal 10 Desember 1999 Zulkifli Nurdin resmi dilantik sebagai Gubernur Jambi dalam sidang pleno istimewa DPRD tingkat I oleh Menteri Dalam Negeri yang pada waktu itu dijabat oleh Suryadi Sudirja.

Gubernur Jambi

Langkah pertama yang dilakukan oleh Zulkifli Nurdin sebagai Gubernur Jambi adalah melakukan normalisasi politik dan kemasyarkatan sehingga situasi dan gejolak politik dan kemasyarakatan serta jalannya roda pemerintahan berjalan normal kembali sehingga tak terjadi gejolak politik pada roda pemerintah dalam masyarakat.

Langkah berikutnya, Zulkifli Nurdin menyiapkan Program 100 hari sebagai langkah awal persiapan untuk melangkah memasuki program berikutnya yaitu Propeda (program Pembangunan daerah) dan renstra (rencana strategis) setelah mengetahui kondisi riil pemerintahan daerah, maka zulkifli Nurdin berusah kers untuk meningkatkan Pendapatana Asli Daerah (PAD) disamping itu mencari dan berusaha agar investor baik dari dalam maupun luar negeri berkenan menanamkan modalnya ke provinsi Jambi.

Tenggang satu tahun pemerintahan Gubernur Zulkifli Nurdin, Indonesia dilanda multi krisis yang juga berimbas ke provinsi Jambi dengan munculnya berbagai gejolak politik dan sosial yang ditandai dengan maraknya demo dari beberapa kalangan seperti dari kalangan mahasiswa buruh-buruh perkebunan dan masyarakat tentang permasalahan tanah sehingga praktis dalam masa tenggang satu tahun tersebut Gubernur Zulkifli Nurdin banyak disibuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.

Memasuki tahun 2000 Gubernur Zulkifli Nurdin telah dapat meredakan permasalahan-permasalahan sosial, politik dan keamanan di Jambi, meskipun di beberapa daerah lainnya di Indonesia masalah politik, sosial dan keamanan masih menajdai problema, sehingga dia dapat mencair langkah-langkah untuk dapat meningkatkan pembangunan daerah Jambi.

Memasuki tahun 2001 diberlakukanlah otonomi daerah yang memberikan kewenangan luas kepada daerah yang mengatur rumah tangga sendiri sesuai dengan UU No.22 tahun 1999, di mana diberikan wewenang pada, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota secara luas, untuk mengatur dan membangun daerah sesuai potensi masing-masing daerah.

Dalam kondisi demikian Gubernur Zulkifli Nurdin telah mampu merekatkan hubungan antara Provinsi, Kabupaten dan Kota sehingga tidak terjadi aroganisasi kedaerahan. Berkaitan dengan ini dia mampu mengatur pembagian saham yang diperoleh masing-masing daerah baik saham yang diperoleh provinsi maupun yang diperoleh masing-masing kabupaten dan kota secara proporsional dan adil.

Tujuan dan sasaran pembangunan diarahkan Gubernur kepada kepentingan rakyat kecil (Masyarakat Desa) dengan tidak mengabaikan masyarakat kota dan investor besar. Untuk kepentingan masyarakat kecil Geubernur telah mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan jalan memberikan kredit usah kecil agar ekonomi kerakyatan dapt tumbuh dan berkembang khsusunya di sektor pertanian. Di bidang pertanian Gubernur telah menciptakan sentra-sentra pertanian, misalnya sentra kedelai, jagung, jeruk dan lain-lain sebagai usaha pengembangan potensi holtikultura dan memberikan kesempatan kerja.

Sedangkan bagi investor diusahakan agar dapat mengembangkan potensi perkebunan, seperti kelapa sawit, karet dan pengolahan hasil perkebunan yang dpat memberikan kesepatan kerja yang luas bagi masyarakat disamping memberikan kesempatan untuk membangun potensi derah lainnya misalnya pertambangan untuk membangun potensi daerah lainnya misalnya pertambangan minyak clan gas, pembanguan PLTA kerinci yang bekerjasama dengan pemerintah Norwegia dan Malaysia.

Ditengah lancarnya jalan roda pemerintahan ada kendala-kendala yang dihadapi yang dihadapi terutama adalah persoalan lingkungan yang secara sporadis belum kondusif, dengan adanya gejolak sosial yang muncul yang dapat menghambat masuknya investor asing.

Faktor yang paling mendukung jalannya pemerintahan dan pembangunan adalah dukungan dari semua golongan masyarakat Jambi secara luas dalam proses pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Jambi guna mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Jambi.

0 komentar :

Posting Komentar

 
Top